Meeting Point di Stasiun Tanjung Barat

Saya tinggal di Pondok Aren, punya rekan kerja tinggal di Depok, kebetulan hari ini kami janjian meeting bersama client di daerah Blok M. Seperti biasa saya lekas-lekas mandi dan mempersiapkan segalanya agar dapat berangkat lebih dini, maklum lah antisipasi kemungkinan kemacetan lalu-lintas. Lah, ketika udah kelar mandi, rekan mengabarkan kalau client ternyata tugas ke luar pulau alias batal meeting di blok M nya.

Karena saya juga tetap ingin bertemu rekan yang dari Depok, walaupun client meeting batal, maka saya pikirkan enaknya dimana ya meeting point-nya agar tidak perlu menembus kemacetan ke Blok M. Terlintas enaknya ketemuan di Stasiun Tanjung Barat nih, dengan pertimbangan rekan saya dapat naik KRL dari Depok, dan saya menggunakan Toll Bintaro exit toll Jorr di Pasar-Minggu, putarbalik,  masuk Jl. Tanjung Barat, sedikit jauh putar-balik di perlintasan ISIP, menyusuri jalan baru, wohaaa nanti akan sampai dipintu masuk parkir Stasiun Tanjung Barat.

Yang bikin kaget, begitu masuk ke pintu parkiran, ehh ternyata palang-pintu minta ditempel kartu Commuter, bener-bener gak kepikir dan gak siap kalau sekarang masuk pelataran parkir Stasiun Kereta Tanjung Barat harus punya kartu Commuter.

Tidak hanya dipakai untuk naik KRL tetapi dipakai untuk masuk pelataran parkir Stasiun.
Tidak hanya dipakai untuk naik KRL tetapi dipakai untuk masuk pelataran parkir Stasiun.

Untungnya saya punya kartu tersebut, tetapi agak gak yakin apakah ada di dompet. Alhamdulilah setelah bongkarin dompet yang penuh kartu-kartu ketemu kartu “COMMET”.  Begitu saya tempel ke reader, dengan sangat cepat reaksinya palang-pintu kebuka. Processornya mungkin pakai yang mutakhir neh. Saluttt. Kondisi pelataran Parkiran kendaraan relatif sepi, sepertinya hanya 1/3 yang terisi, demikian pula areal  parkir motor. Karena sepi saya bisa bebas milih tempat strategis yang teduh. Berjalan kira-kira 100m kita menemui pintu masuk penumpang stasiun.

Lokasi Parkir Strategis gak kepanasan sejuk dan rindang.
Lokasi Parkir Strategis gak kepanasan sejuk dan rindang.

Entrance penumpang disisi Jl. Lenteng Agung, dilengkapi dengan ATM Mandiri. Penjual makanan dan kue sudah tidak ada sama sekali. ( sedikit kehilangan sih, kebiasaan jajan dan minum teh botol sudah gak bisa dilanjut ). Ini penampakan-nya entrance-nya.

Sisi Jl. Lenteng Agung.
Sisi Jl. Lenteng Agung.

Hal yang terjadi ketika saya masuk gate menuju peron dan menggesek kartu Commuter,  palang pintunya tidak mau membuka, dan harus minta bantuan petugas untuk membuka dengan kartu access miliknya. Rupanya komputer gate menganggap saya sudah masuk peron berdasarkan input sensor saat masuk parkiran.

Suasana Peron, nyaman tidak berjejal ..
Suasana Peron, nyaman tidak berjejal ..
Peron Tanjung Barat
Peron Tanjung Barat

Saya menunggu rekan di peron arah Tebet, menikmati kereta-kereta datang dan pergi. Cukup padat frekuensi kedatangan kereta, sepertinya 5 menit sekali ada kereta datang, berhenti sebentar dan melaju kembali. Semua kereta sudah bagus-bagus pakai AC, pintu tertutup semua akselerasi dan larinya kencang. Sepertinya 10 tahun lalu, kondisi kereta yang lewat Tanjung Barat sangat menyedihkan, Alhamdulilah sekarang sudah tidak lagi.

Tidak berapa lama, rekan kerja datang turun dari kereta Depok-Tanah Abang, dan selanjutnya kami berdiskusi dan “bekerja” di tempat duduk peron. Bisa lupa dengan suara-suara kereta yang datang dan pergi bahkan sepertinya lebih berisik dan mengganggu suara knalpot kendaraan yang lewat disisi Jl. Tanjung Barat. Lebih dari satu jam kami diskusi diperon, kami anggap saja ini meeting di cafe. Setelah tenggorokan mulai kering, selesailah meeting dan bertukar data, rekan kembali ke Depok dengan KRL dan saya akan kembali pulang.

Keunikan kembali terjadi ketika saya tempelkan kartu Commuter di gate keluar, kartu tidak diterima oleh sensornya. Menurut petugas saya terkena PINALTI. Agak bingung dengan istilah ini, tetapi saya turuti petunjuk petugas untuk bayar Pinalti di Loket. Ternyata PINALTI tersebut adalah akibat “meeting” di peron tadi, dan kena charge oleh PT KAI, hehehe…, lumayan sih Rp 11.000,- charge nya.

Pinalti Rp 11.000,-, dipotong di kartu Commuter.
Pinalti Rp 11.000,-, dipotong di kartu Commuter.

Untungnya tadi sebelum masuk peron, sudah feeling dan saya top-up di loket.

Top Up Kartu Commuter
Top Up Kartu Commuter

Karena gak ada jajanan, maka saya langsung pulang dan di pintu keluar parkir, petugas “menggesek” kembali kartu Commuter untuk memotong biaya parkir, tidak mahal, kira-kira 2 jam terpotong Rp 7000,-. Menurut petugas loket parkir, bila parkir sehari maksimum Rp 15.000,- tarifnya. Cukup pas menurut saya, apalagi dibandingkan tarif parkir di Mall dan Parkir perkantoran. Sehingga kesimpulannya biaya untuk Meeting di Peron Tanjung Barat adalah Rp 11.000 + Rp 7000 = Rp 18.000, – , its Okay..dibandingkan bila harus merambat dikepadatan lalu-lintas menuju Blok M, dibanding potensi efek negatif jajanan yang lezat-lezat di blok M dan pulang sore hari pasti terhadang hantu kemacetan panjang.


2 respons untuk ‘Meeting Point di Stasiun Tanjung Barat

  1. Kalo nggak mau kena penalty, naik aja kereta ke stasiun terdekat kemudian kartu ditap digate keluar, setelah itu masuk lg dan kembali ke stasiun tempat meeting point mas bro tadi.

    Suka

  2. Memang sekarang stasiun lebih rapi dan bersih karena tidak ada pedagang kaki lima, untuk parkir di stasiun harus menggunakan kartu commuter line dan minimal saldonya Rp 10000,

    Suka

Tinggalkan komentar